RIO POV
Bagaikan roll film yang terus berputar, kejadian tujuh tahun yang lalu
masih saja terbayang olehku. Aku benci ketika aku mengingat kejadian itu.
Kesel, marah semua jadi satu. Pengen nangis rasanya tapi malu sama wujud ahh ga
lucu dong kalo tiba-tiba di mading ada foto cowok yang nangis di kantin
sendirian pula.ahh ga bayangin!
“ heh.. ngelamun aja lo!” jitak gadis manis yang tanpa permisi memakan
singkong keju pesananku tadi.
“kenapa sih.. bengong mulu. Ada masalah?cerita dong sama aku” ucap
gadis tanpa dosa. Aku menghiraukan ucapannya.
“ga asik deh lo yo kayak gini. Lagi galau ya?kenapa apa gara-gara pak
rakmat lagi?makanya kalo pr itu dikerjain, main mulu sih lo..” serocos gadis di
sebelahku sok tau.
“apasih sok tau deh lo..” ucapku sambil jitak kepalanya.
“ishh..makanya cerita dong” sambil mengusap-usap kepalanya yang gue
jitak.
“ngapain lo di sini?sok akrab banget sama aku” sambil makan singkong
keju yang tinggal separo. Dasar cewek ganas.
“lah.. emang kita akrab kan?” ucap gadis itu sambil menatapku
“akrab tapi dulu ya sebelum.....”
“sebelum kejadian waktu itu?kamu masih aja nuduh aku?” ucap gadis itu
memotong ucapanku
“kalo iya kenapa. Andai aja kamu bilang...”ucapku terpotong gadis itu
lagi
“aku kan udah bilang....ah udahlah ga enak jadi tontonan di kantin”
ucap gadis itu menahan marah dan berjalan meninggalkanku sendiri
Aku memandang Ify—gadis yang beberapa menit
lalu beradu mulut denganku— berjalan
keluar kantin dengan mulut yang masih komat-kamit. Ya, memang dulu kita sempat
dekat—sebagai sahabat.
Tapi, setelah kejadian itu aku membencinya. Aku memang egois karena menjudge
dia seenaknya. Aku bingung benci sama siapa, bisa dibilang dialah yang jadi
pelampiasanku. Herannya meskipun aku selalu cuek sama dia bahkan aku
terang-terangan bilang kalau dia musuhku, tapi dia tetap perhatian sama aku.
Kayak tadi meskipun aku bersikap cuek padanya tapi dia masih saja menganggapku
sahabatnya.
***
Flashback
Suasana sekolah ramai, tampak anak-anak berseragam putih biru berjalan
santai menuju kantin dan salah satunya gadis manis yang tengah asik ngobrol
sama temannya. Tampak wajah yang bahagia dan tawa yang renyah saat dia
menimpali guyonan dari temannya entahlah apa yang di bicarakan sekelompok bocah
smp ini.
“ify.....” seru seorang ibu memanggil nama gadis manis berkuncir kuda
Gadis itu sedikit menyipitkan matanya untuk memastikan siapa yang
memanggilnya. Oh ternyata tante Kinar tetangganya.
“iya tante ada apa?” tanya Ify—gadis
tadi.
“Tolong panggilin Rio ya Fy, katakan tante mau bicara penting sama
dia” ucap tante Kinar—ibunya
Rio, sambil menahan tangis. Aku hanya mengangguk mengiyakan meskipun aku
bingung sama ucapan tante Kinar.
Ify lalu mencari Rio di kelas tapi nihil. Ify terus mencari Rio di
Ruang musik dan ternyata betul sahabatnya itu ada di sini.
“ Yo, ada mama kamu tuh di depan” seru ify sambil melongokannya badan
di pintu ruang musik
“Apasih,, yo, yo, yo emang aku yoyo apa manggil kayak gitu!” sambil berjalan
meninggalkan ruang musik dan melewati Ify
“ish.. salah sendiri punya nama kayak gitu” gumam ify kesal. “ Yo.....
cepat sana temui ibumu, kasian dia. Katanya ini terakhir kalinya dia bertemu
kamu” ucap ify sambil menarik tangan Rio
“Apasih fy.. jangan bercanda deh ga lucu. Mana mungkin mama kesini kan
ga ada acara di sini” sambil melepas tangan si gadis dengan kasar lalu berjalan
tanpa peduli dengan ucapan si gadis tadi
“ayolah Rio kali ini aja mamamu sudah nunggu dari tadi”ucap Ify tampak memohon. Rio hanya pasrah di tarik
gadis itu.
***
Sampai di gerbang Ify dan Rio memandang mobil yang telah meninggalkan
sekolahnya. “Sepertinya ada yang aneh sama tante manda”pikir Ify lalu
“kenapa mama kesini ya”gumam Rio Ify yang mendengar gumamannya hanya
mengendikkan bahu. “elo sih kalo kamu ga sering jahil sama aku pasti aku
langsung percaya nah kalo gini kan aku ga bisa ketemu sama mama”tuduh Rio pada
Ify
“yah maaf Rio”ucap Ify bersalah
Rio lalu meninggalkan Ify sendirian dan Ify berharap tidak terjadi
sesuatu.
***
IFY POV
Di Rumah Ify
“Assalamualaikum.. mama.......” teriakku setelah sampai di rumah
“Waalaikumsalam, kenapa sih fy teriak-teriak?di dengar tetangga kan ga
enak”jawab mama di dapur
“nah lo.. mama juga teriak-teriak kan itu.ishh...”jawabku kesal mama
hanya senyum malu. Dasar mama tapi gitu-gitu mamaku juga sih. Oh iya aku lupa
tujuan awalku. “ ma....”, “apasah fy mama sibuk nih”, “tante Kinar kenapa ya
ma, tadi dia ke sekolah Ify nyari Rio tapi mukanya kayak sedih gitu ma”cerita
Ify
“tante Kinar pisah sama suaminya Fy dan tante Kinar ga tinggal di
sebelah lagi. Mama juga ga tau sih Kinar pindah kemana ”cerita mama. Aku cukup
faham sih kata pisah itu maksudnya apa. Cerai kan? “jadi tante Kinar tadi ke
sekolah buat pamitan sama Rio?Andai aku tadi cepet-cepet narik Rio ke tante
Kinar. Andai....”batinku.
“Rio pasti marah sama aku”ucapku sedih
“Loh memangnya kenapa?”tanya mama yang mendengar ucapanku
Lalu aku menceritakan kejadian di skeolah tadi mama hanya
mengangguk-anggukan tanda paham
“udah jangan dipikirin. Rio bakal ngerti kok. Udah sana mandi”kata
mama menenangkanku
***
Pengumuman Lulus pun kelar alhamdulillah SMP Nusantara Lulus semua dan
siap menghadapi masa putih abu-abu. Tampak siswa-siswi hilir mudik bersalaman
dengan teman-temannya tanda perpisahan.
Salah satunya gadis manis ini—Ify,
dia tampak senang karena Lulus dan itu artinya Ify dapat handpone baru.
Mamanyakan sudah janji. Tapi ada yang masih ganjal buat gadis ini. tentang Rio.
Semakin hari Rio makin menjauh dari Ify. Apa gara-gara kejadian mamanya dulu?
Tapi kenapa marahnya sama aku? Kalo aku salah kenapa dia ga langsung bilang sama
aku.batin Ify berontak
“Rio...”panggil Ify ketika dia berjalan dengan temannya
Rio hanya memandang Ifysekilas lalu melanjutkan ngobrol sama temannya.
Ify menatapnya dengan kecewa.
Flashback end
***
RIO POV
Tumben banget Ify ga ricuh biasanya pagi-pagi gini udah dempet-dempet
sama aku. Apa karena kejadian di kantin kemaren. Loh kenapa aku gini sih. Ify bawel kek, marah atau apalah itu namanya aku
ga peduli. Ingat Rio Ify yang menyebabkan kamu ga ketemu ibumu dulu. Tapi aku
kasihan sama dia, aku pikir-pikir ini
semua bukan sepenuhnya salah Ify tapi
kalo aku minta maaf gengsi dong. Ah kacau!
“kenapa lo bro?”ucap Alvin teman sebangkuku
“kenapa apanya?orang gapapa gini”tanggapku acuh
“elah...orang kamu nglamun gitu”gumam Alvin tapi aku masih dengar “tuh dengerin pak Rakmat, entar kamu di
keluarin lagi kayak waktu itu hihi”Alvin memperingatkan sambil cekikikan
Aku hanya melirik sekilas ke arah dia dan kembali menghadap depan
bukan mendengar penjelasan pak Rakmat tapi lebih tepatnya melanjutkan lamunanku.
IFY POV
Ga enak ya bersikap cuek sama Rio kayak gini. Pokoknya pulang sekolah
aku bertekat menjelaskan kejadian itu. Meskipun nanti Rio ga mau pokoknya aku
paksa sampai mau. Aku ga mau kayak gini terus aku pengen kayak dulu lagi sama
dia ya sih Cuma sebatas sahabat tapi kan meskipun gitu dia ga secuek ini
terutama sama aku. Aku juga selama ini berusaha mencari info tentang mamanya
dia.
“eh Alvin”panggilku sambil menghampirinya
“ada apa Fy?”jawab Alvin
“bilang sama Rio ya pulang sekolah aku tunggu dia di taman
sekolah”pesanku pada Alvin
“Ciee..aku ikut boleh ga? Ga baik loh berduaan”godanya sambil
menampakkan sederet giginya
“apasih lo Cuma ngobrol doang kok. Pokoknya kamu bilang aja sama Rio.
Soal kamu ikut apa ga ya terserah kamu kalo kamu mau jadi kacang ya
gapapa”cerocosku menutupi kesaltinganku
“bilang aja ga boleh”jawanya sok marah
“yah.. Vin bukan gitu....”aku mencoba membela diri, “iya deh Fy ntar
di sampein deh sama Rio. Ga usah panik gitu dong”jawab Alvin memotong pembelaan
diriku. Aku hanya menatapnya dengan kesal dan lihat saja tanpa permisi dia
sudah lari duluan.
***
Sepulang sekolah di taman belakang.
Setengah jam gadis berkuncir kuda itu menunggu sesorang di bangku taman sekolah sejak dia keluar dari
kelasnya tadi. Tapi yang di tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya.
“Apa mungkin Alvin lupa menyampaikan pesanku ya”gumam Ify—gadis tadi “Sepuluh menit
lagi deh”lanjutnya
5 menit berlalu. . .
7menit berlalu. . .
10 menit berlalu. . .
Hmmm. . Ify menghembuskan napasnya kasar “Mungkin Rio ga datang. Aku
lupa kalo dia benci sama aku ga mungkin lah dia repot-repot datang kesini”batin
Ify kecewa dan bersiap meninggalkan taman
Tiba-tiba ada langkah kaki mendekat. Ify menoleh kebelakang dan dia
lalu tersenyum lega
“Rio, akhirnya kamu datang. Aku kira kamu ga bakal datang kamu
kan....”ucapku terputus
“bawel. Cepet apa yang mau kamu omongin”ucapnya jutek. Ify
menanggapinya dengan senyum tipis “hmm...tentang waktu itu..”ucap Ify terbata
IFY POV
Ih kok jadi gemetar gini. Ayo dong Ify pasti bisa
“hmm...tentang waktu itu..”ucapku terbata dan menundukkan
kepalaku “tentang waktu itu... aku minta
maaf”ucapku cepat sambil menatapnya nampak ekspresinya yang datar. Aku menunggu
jawabannya
“oh Cuma itu. Kalo Cuma itu aku pamit”ucapnya tanpa memberi jawaban
permintaan maafku. Aku menatapnya sedih rasanya cairan bening sudah siap tumpah
tapi aku tahan. Aku melihat Rio yang mau meninggalkan tanman “Rio...”panggilku
menahan tangis
RIO POV
Aku mendengar dia memanggilku. Bukannya aku jahat tidak memafkan dia
tapi kenapa harus dia dulu sih yang minta maaf. Aku semakin membenci diriku.
Aku malu, aku bukan laki-laki gentle. Aku hanya berhenti menunggunya
melanjutkan bicara tanpa niat untuk membalikkan badan.
“Rio...”panggilnya seperti menahan tangis. Ah aku paling ga tega
melihat gadis menangis apalagi gadis yang aku......ah lupakan Rio bukan
waktunya!
***
“Rio..apa kamu benci banget sama aku sampai-sampai kamu ga mau maafin
aku?”ucap Ify terisak
” Bukan begitu Fy bukan”batinku berontak
“Aku pengen kita kayak dulu lagi yo. Sebagai seorang sahabat. Apa kamu
ga kangen kita bersama kayak dulu lagi. Jujur yo aku kangen banget saat kita
bercanda kayak dulu lagi”ucap Ify sambil berusaha menahan tangisnya kembali
“kalo memang kamu tidak mau berteman sama aku kayak dulu lagi yaudah. Tapi
maafin aku”lanjutnya sambil mau meninggalkanku yang tanpa reaksi
RIO POV
Apa aku egois. Aku juga kangen Fy, tapi.... “Fy..”aku menahan
tangannya
“seharusnya aku yang minta maaf sama kamu. Kamu ga salah aku yang
salah, aku egois. Waktu itu aku bingung melampiaskan ini semua pada siapa dan
waktu itu aku hanya dekat sama kamu jadi aku melampiaskan ini semua padamu Fy.
Aku malu karena kamu yang lebih dulu minta maaf padahal aku yang salah. Aku
minta maaf ya Fy” jelasku pada Ify dan dia hanya mengangguk sambil mengusap air
matanya.
“Aku jadi ga enak sama kamu Fy” ucapku malu
“Oh iya yo.. Kamu kangen sama mamamu?”tanya Ify
“ya kangen dong Fy”jawabku sambil menatapnya
“aku udah tau mama kamu dimana”ucapnya sambil tersenyum
Aku kaget dengan ucapannya. Kenapa dia begitu baik sama aku padahal
selama ini aku selalu cuek sama dia. “serius?”tanyaku takjub dia hanya mejawab
dengan anggukan kepala
“mana alamatnya Fy aku pengen banget bertemu sama mama dan minta maaf
sama dia”aku meminta tak sabar
“nih...”ify memberi secarik kertas padaku
“makasih ya Fy”ucapku tulus dan reflek memeluknya
“iya sama-sama Rio. Udah ah lepasin ga enak dilihat orang nanti dikira
ngapa-ngapain lagi”ucapnya
Aku hanya menggaruk kepalaku yang tidak gatal menutupi kesaltinganku.
“hmm... Rio, jadi kita sahabat kan kayak dulu lagi kan?”ucapnya
berharap.
Oh cuma sahabat ga lebih. Ah yasudahlah toh aku senang dekat dengan
dia lagi meskipun dalam konteks sahabat. Bukannya sahabat lebih baik? kalo jadi
pacar pun belum tentu selamanya dan itu pun bisa jadi mantan pacar. Kalo
sahabat, ga ada kan mantan sahabat?
Aku menjawabnya dengan anggukan kepala sambil tersenyum.
**END**
LOL banget sumpah aku nekat banget ya buat ginian. Btw ini cerpen
pertamaku. Aku tau sih konfliknya sudah pasaran dan alurnya mungkin bisa
di tebak haha mau unas malah buat gini unas kan harus
fokus gini lah gitu lah. Tapi berhubung aku bosen ya aku buat ini deh.ga dosa
kan? Doakan LULUS dan lancar kedepannya ya teman-teman makasih :)
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih apresiasinya. Jangan lupa tinggalkan jejak ya :)